"Ambilkan wedang saya dimeja Sum... bawa kesini". Kata mbah Raswi pada istri mudanya, Sumi,gadis yang dinikahinya setelah lulus Madrasah Aliyah tahun kemarin.
"Iya mbah..", saut Sumi yang baru selesai menjemur pakaian dihalaman.
Kendati Mbah Raswi usianya sudah 62 tahun, sudah beristri Ratmi 53 tahun dan mempunyai anak cucu,Sumi rela saja dinikahi dan jadi istri mudanya. Tidak banyak yang bisa bercerita,baik Mbah Raswi, Ratmi ataupun Sumi,mengapa pernikahan itu sampai terjadi. Mbah Raswi jatuh hati pada Sumi setelah melihat gadis itu menjadi pembawa acara pengajian di desa Sumi. Kemudian dia ceritakan rasa dihatinya tersebut pada Ratmi-istrinya, sepulang dari pengajian.
"Terserah Kang Raswi sama dia... kalau memang saling bisa menerima,monggo... Saya sudah sangat bahagia Kang... bisa menemani hidup Kang Raswi dan bersama-sama mengasuh serta membesarkan anak-anak kita ". Jawab Ratmi pasrah malam itu.
Pula Sumi dan keluarganya, takluk begitu saja saat Mbah Raswi melobi dan meminang.
"Bagaimana dengan istri sampeyan Mbah...?,saya tidak mau dikatakan sebagai wanita muda yang tidak tau diri,karena merebut suami orang". Tanya Sumi saat di lobi Mbah Raswi. "Saya sudah minta pendapat dan idzinny Sum...". Jawab Mbah Raswi.
Selanjutnya, setelah Sumi dan keluarganya menerima pinangan Mbah Raswi,pernikahan Mbah Raswi Sumi-pun terlaksana tanpa kendala.
"Ini Mbah wedangnya...". Kata Sumi sambil menghampiri suaminya yang sedang duduk diteras rumah.
"Terima kasih Sum... duduklah sini ". Kata Mbah Raswi pada istri mudanya.
"Ketahuilah Sum... separuhnya iman itu adalah syukur, dan separuhnya lagi adalah sabar. Aku bersyukur karena Allah membimbingku dengan Islam dan memberiku istri yang muda dan cantik di usia senjaku. Sedangkan kamu dan Mbakyumu Ratmi kini belajar bersabar dengan menerima suami seperti diriku”. Kata Mbah Raswi setelah menyerutup wedang jahenya. "Iya Mbah... AlhamduliLlah... Semoga Gusti Allah menjadikan kita sebagai ahli surgaNya.Sampeyan dianugerahi nikmat, lalu bersyukur... Aku dan Mbakyu diberi suami sepertimu, lalu kami bersabar. Sungguh Allah telah menjanjikan surga bagi orang yang bersabar dan bersyukur Mbah....”. Jawab Sumi sambil memeluk pinggang dan menyandarkan kepala dipundak suaminya.
"Amiin... Sungguh kamu seperti wanita muda yang ditemui menteri Al-A’masi ketika menemani raja Harun Ar Rasyid untuk pergi berburu Sum...". Kata Mbah Raswi setelah mencium kening Sumi.
"Benarkah Mbah...?". Tanya Sumi seraya mempererat pelukannya.
"Iya... Wanita muda itu rela kecantikan dan putih bersih kulitnya disandingkan oleh Allah dengan seorang lelaki yang hitam warna kulitnya". Cerita Mbah Raswi.
Suasana teras rumah kemudian hening,karena Mbah Raswi dan Sumi sudah pindah ke kamar... Melanjutkan yang tadi malam. "Mbahe nakaaaal....". Sayup terdengar teriakan Sumi dari kamar.
0 Response to "MBAH RASWI & SUMI"
Posting Komentar