HUKUM NIKAH

HUKUM NIKAH

"Servis motor Kang...?" Tanya Mulyono begitu datang dan melihat saya sudah di bengkel menunggu servis dan ganti oli selesai.
"Ya Mul...". Jawab saya pada teman satu kelas mulai dari SD sampai Madrasah Aliyah yang datang ke bengkel untuk ganti rantai.
"Kapan kamu nikah Mul...?" Tanya saya pada Mulyono yang masih duduk diatas motornya .
"He he he... mbok jangan tanya gitu si kang... jadi pusing aku". Jawab dia sambil turun dari motornya dan kemudian menghampiriku dan duduk disebelahku.
"Kenapa memang...?. Ingat Mul...teman-teman seangkatan kita itu anak-anaknya sudah banyak yang mau lulus SD lho... malah Marsudi teman sebangku kamu itu anaknya sudah mau lulus SMP ". Kata saya pada bujang yang sudah berusia 40 tahun dan mulai tumbuh rambut ubannya.
"Iya Kang... aku juga tahu..tapi gimana lagi, sekarang cari calon istri bagi saya itu sulit. Pasaran saya makin melemah seperti rupiah nyanding dolar... ". Iba Mulyono.
"Kalau rupiah tidak usah dekatin dolar Mul... Nggak ngangkat...he he he...". Kata saya
"Krisis tenan aku Kang.. mau nembak bawah 30 tahun mereka kabur. Mau nembak diatas 30 stoknya rada sulit.... mbuh Kang...". Curhat pria yang dulu pernah bersaing dengan saya untuk mendapatkan cinta Muslikah, bunga desa yang akhirnya masing-masing dari kami tidak berhasil mendapatkannya karena Muslikah meninggal setelah kecelakaan tunggal.
"Yang penting tetap semangat dan berusaha... Saya doakan kamu segera ketemu jodoh". Kata saya menghibur dan mendoakannya.
"Amiin... Mau tanya boleh Kang...?" Tanya Mulyono minta kesediaan saya.
"Apa... tanya saja... mumpung bengkel masih sepi...". Jawab saya.
"Sebenarnya menikah itu wajib atau sunnah sih Kang...?. Tanya dia kebih lanjut.
"Hukum menikah itu tergantung pada keadaan orang yang hendak melakukannya". Jelas saya.
"Maksud Sampeyan Hukum menikah itu dapat di klasifikasikan ke berbagai hukum gitu ya Kang ...": Tanya Mulyono lagi.
"Benar Mul... Nikah menjadi WAJIB bagi orang yang telah mampu dan bila ia tidak segera menikah sangat di khawatirkan akan berbuat zina. Dan nikah bisa menjadi SUNNAH bagi orang yang menginginkan sekali punya anak, tetapi ia masih mampu mengendalikan diri dari perbuatan zina, baik ia sudah berminat menikah atau belum walaupun jika menikah nanti ibadah sunnah yang sudah biasa ia lakukan akan sedikit terlantar". Jawab saya.
"Apa ada juga yang makruh Kang... ?". Tanya dia.
"Ada.,, nikah dihukumi MAKRUH bagi orang yang belum berminat punya anak, juga belum pernah menikah sedangkan ia mampu menahan diri dari berbuat zina padahal bila ia menikah amalan ibadah sunnahnya akan terlantar. Dan dihukumi MUBAH bagi orang yang mampu menahan gejolak nafsunya dari berbuat zina, sementara ia belum berminat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah sunnahnya tidak sampai terlantar".Jelas saya lebih lanjut.
"Naah...kalau yang haram Kang... ada tidak...? Lanjutnya
"Ada juga Mul... nikah yang HARAM itu berlaku bagi orang yang apabila ia menikah justru akan merugikan istrinya karena ia tidak mampu memberi nafkah atau jika menikah ia akan cari mata pencaharian yang di haramkan Allah SWT walaupun orang tersebut sudah berminat menikah dan mampu menahan gejolak nafsunya dari berbagai zina". Jawab saya dengan mengambil keterangan dari As-Syaikh Al-'Allaamah Al-Judaari dalam Kitab Qurratul 'Uyuun.
"Faham Kang ...faham .... ". Kata Mulyono.
 "WaLlahu a'lhamu bish_shawab... ". Timpal saya sambil berdiri karena motor saya sudah selesai diservis.  ⭐⭐⭐⭐⭐

NB. Hukum menikah tersebut juga berlaku bagi kaum wanita.  Ibnu Arafah menambahkan, bahwa bagi wanita hukum menikah juga wajib apabila ia tidak mampu menafkahi dirinya sendiri sedangkan jalan satu-satunya untuk menanggulangi nafkah tersebut adalah menikah.

Tweet

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.